AKSARA
INSTITUTE
|
|||||||||||||
“Menegakkan Paradigma Baru Penyelenggaraan Pendidikan”
“Mewujudkan Pendidikan yang
Bervisi Memajukan Kualitas Hidup Masyarakat”
|
|||||||||||||
Aksara Institute didirikan pada tanggal 29 Januari 2015 yang difasilitasi oleh akademisi, aktivis sosial dan praktisi yang bekerja pada isu-isu pendidikan. Aksara Institute berkedudukan di Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia. Akta Notaris Nomor 01 tanggal 1 Maret 2016, Notaris Syahrir Amri, SH.
Proses
berdirinya didasari oleh gagasan yang lahir dari kondisi pendidikan di
Indonesia yang dipandang masih jauh dari tujuan penyelenggaraan yang
hakiki. Pendidikan, seharusnya, mampu mengubah realitas hidup masyarakat kearah yang lebih baik, yang ditandai dengan peningkatan kualitas hidup manusia (masyarakat)
secara menyeluruh,
tidak hanya bagi individu atau golongan tertentu. Kenyataannya,
pendidikan yang ada belum mampu berkontribusi banyak terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat secara luas.
Pendidikan,
seharusnya, menjunjung tinggi keadilan social dan kesetaraan, yang
termanifestasikan dalam praktek pendidikan sehari-hari.
Kenyataannya, penyelenggaraan pendidikan seringkali menunjukkan wajahnya yang
ambiguitas dan paradoksal. Di
satusisi, dilandaskan pada satu visi untuk membangun masyarakat yang demokratis,
namun terkadang pada prakteknya justru bertindak otoriter dan anti-demokrasi,
jauhdari slogan “mencerdaskan anak bangsa”.
Penyelenggaraan pendidikan seharusnya menjunjung tinggi persamaan derajat dan anti
diskriminasi. Kenyataannya, kelompok-kelompok tertentu, seperti anak-anak jalanan, suku bangsa minoritas, anak-anak
di pelosok-pelosok desa dan kelompok difabel tidak terakomodasi dengan baik dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sadar bahwa menjadi penonton semata atau pasif dalam dialektika pendidikan yang
terus berlangsung bukanlah pilihan yang baik.
Maka, Aksara Institute didirikan sebagai wadah untuk menjawab keinginan besar menjadi bagian dari dialektika pendidikan, serta memberikan kontribusi nyata untuk kemajuan pendidikan di
Indonesia yang didasarkan pada tujuan hakikinya.
Sejak didirikan,
Aksara Institute aktif bekerja bersama pihak penyelenggara pendidikan, LSM/NGO, akademisi, praktisi, profesional dan berbagai pihak yang memiliki
kepedulian terhadap isu-isu pendidikan. Aktifitas Aksara
Institute mencakup; kerja edukasi, advokasi, kampanye,
penelitian dan kajian, publikasi, penguatan kelompok, dan pengembangan jaringan (lokal,
nasional dan internasional).
|
|||||||||||||
Visi:
|
|||||||||||||
Terwujudnya pendidikan
yang inklusif, vibrant dan mengabdi untuk kemajuan kualitas hidup masyarakat
|
|||||||||||||
Misi:
|
|||||||||||||
1)
Mempromosikan
paradigma dan konsep baru penyelenggaraan pendidikan yang aksesibel bagi seluruh anak bangsa dan mampu memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi masyarakat.
2) Menjadi bagian dari dialektika pendidikan, serta memberikan kontribusinyata untuk kemajuan pendidikan di
Indonesia.
|
|||||||||||||
Tujuan Aksara Institute:
|
|||||||||||||
1)
Melakukan
penelitian dan kajian sebagai sarana pengembangan paradigma dan konsep baru penyelenggaraan pendidikan
2)
Membangun wadah untuk menggagas dan mengaplikasikan konsep pendidikan yang inklusif,
vibrant dan mengabdi untuk kemajuan kualitas hidup masyarakat
3)
Meningkatkan
kesadaran masyarakat melalui edukasi dan kampanye dalam rangka
penguatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
4)
Pengorganisasian masyarakat, terkhusus kelompok terdiskriminasi, untuk meningkatkan kapasitas dalam memperjuangkan hak-hak pendidikan
5)
Mendorong lahirnya
kebijakan baru dan atau perubahan kebijakan penyelenggaraan pendidikan, baik di tingkat lokal, nasional dan internasional yang mengutamakan aksesibilitas bagi seluruh anak bangsa.
|
|||||||||||||
Kegiatan Utama Aksara Institute
|
|||||||||||||
Kegiatanutama Aksara Institute, mencakup:
1)
Edukasi
2)
Advokasi dan kampanye
3)
Pengembangan jaringan
4)
Penelitian dan kajian
5)
Publikasi
6)
Membangun wadah praktek penyelenggaraan pendidikan
7)
Pengorganisasian kelompok
8)
Dan lain-lain
|
|||||||||||||
Kegiatan-kegiatan yang Telah Dilakukan
|
|||||||||||||
Sepanjang tahun 2016, Aksara Institute sejauh ini telah melakukan berbagai kegiatan, antara lain:
1) Edukasi
·
Seminar
dan workshop penyelenggaraan pendidikan inklusi. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, antara lain: 1) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI;2) Dinas Pendidikan, Pemudadan Olahraga Kabupaten Bantaeng; 3) Bappeda Bantaeng; 4) Guru-guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Bantaeng;
dan lain-lain. Adapun output dari kegiatan ini adalah poin-poin rekomendasi untuk memastikan penyelenggaraan pendidikan inklusi di Kabupaten Bantaeng.
·
Pelatihan fasilitator pendidikan inklusi. Peserta kegiatan ini adalah pemuda dari berbagai kelurahan/desa di Kabupaten Bantaeng. Output dari kegiatan ini adalah lahirnya tenaga-tenaga advokasi, kampanye dan edukasi tentang pendidikan inklusi ke sekolah-sekolah dan kelurahan/desa.
·
Kunjungan ke sekolah. Kunjungan ini dilakukan ke sekolah-sekolah yang memiliki anak difabel. Kunjungan tersebut bertujuan untuk sharing
pengetahuan tentang penanganan anak difabel.
2) Advokasi dan Kampanye
·
Advokasi kasus pencabulan 8 siswa oleh oknum guru di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantaeng. Dalam mengadvokasi kasus ini, Aksara Institute
beraliansi dengan beberapa organisasi pemuda dan NGO di Kabupaten Bantaeng. Hasil akhir dari advokasi ini adalah hukuman 12 tahun penjara dan pemecatan bagi pelaku.
·
Kampanye tentang pendidikan inklusi. Kampanye
yang dilakukan sejauh ini adalah penyebarluasan informasi mengenai pendidikan inklusi melalui media sosial.
3) Pengembangan Jaringan
·
Jaringan nasional. Aksara
Institute telah membangun jaringan di tingkat nasional untuk isu pemenuhan hak-hak difabel dan penyelenggaraan pendidikan inklusi. Adapun organisasi yang menjadi jaringan di tingkat nasional adalah Sasana Integritas dan Advokasi Difabel (SIGAB) dan Wahana Inklusi.
·
Konsorsium Powerfull Voice: Konsorsium ini terbentuk untuk memperkuat suara kelompok-kelompok yang selalu terdiskriminasi. Aksara
Institute membangun konsorsium ini bersama LBH Makassar, Pena
Bulu, Balang Institute, Kareso Bulukumba dan AMAN Sinjai.
4) Penelitian dan kajian
·
Assessment
kesiapan pelaksanaan pendidikan inklusi di Kabupaten Bantaeng. Output
dari kegiatan ini adalah gambaran objektif tentang kesiapan Kabupaten
Bantaeng untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi, khususnya kesiapan
sekolah. Serta rekomendasi dalam upaya meningkatkan kesiapan untuk penyelenggaraan
pendidikan inklusi.
·
Sensus
difabel. Sensus difabel dilaksanakan di Kecamatan Tompobulu
untuk kelompok usia 5 – 17 tahun. Dari sensus ini ditemukan 221 anak difabel dengan
beragam jenis. Sensus ini juga merangkum informasi mengenai belum siapnya sekolah
untuk menangani anak difabel. Sensus ini terselenggara bekerjasama dengan
Bappeda Bantaeng.
5) Publikasi
·
Publikasi artikel pada Jurnal Difabel Vol. 3/No. 3/2016
(ISSN 2460-6030) yang diterbitkan oleh Sasana Integritas dan Advokasi Difabel (SIGAB). Artikel yang
dipublikasikan adalah hasil
assessment kesiapan penyelenggaraan pendidikan inklusi
di Kabupaten Bantaeng.
6) Membangun wadah praktek penyelenggaraan pendidikan yang
inklusif, vibrant dan mengabdi untuk kemajuan kualitas hidup masyarakat. Sampai
saat ini, program ini masih berbentuk gagasan, yakni mendirikan sekolah Panrita. Sekolah tersebut akan menjadi
wadah untuk menggagas dan mengaplikasikan konsep pendidikan
yang inklusif, vibrant dan mengabdi untuk kemajuan kualitas hidup masyarakat.
Sekolah tersebut juga diharapkan akan melahirkan guru-guru
yang berkemampuan dan bersifat layaknya Panrita. Panrita adalah gelar di masyarakat suku Makassar yang
disematkan bagi
orang-orang yang memiliki keahlian tertentu, sikap bijaksana, bertanggung jawab, serta mampu mengayomi masyarakat dan mentransformasikan ilmu kemurid-muridnya.
|
|||||||||||||
Susunan Kepengurusan Aksara Institute 2016 – 2019
|
|||||||||||||
Dewan Pengarah
|
|||||||||||||
Ketua
|
Nasrum
|
||||||||||||
Anggota
|
Rival G.
Ahmad
|
||||||||||||
Madang
|
|||||||||||||
Pengurus Harian
|
|||||||||||||
Direktur
|
Erni
|
||||||||||||
Divisi Administrasi dan Keuangan
|
Ika Fitriani M. (Kepala Divisi)
|
||||||||||||
Divisi Kelembagaan dan Jaringan
|
Muh. Yunus
(Kepala Divisi)
|
||||||||||||
Divisi Advokasi
|
Guntur Judda
(Kepala Divisi)
|
||||||||||||
Hawani
|
|||||||||||||
Divisi Risetdan Publikasi
|
Nur Ansar (Kepala Divisi)
|
||||||||||||
Unit Program
|
Ismar Hamid
(Manager)
|
||||||||||||
Kontak Aksara
Institute
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
Rekening Bank
|
|||||||||||||
Nama Bank :BNI
|
|||||||||||||
NamaPemegang Rekening :Aksara Institute
|
|||||||||||||
Nomor Rekening :0505917615
|
|||||||||||||
Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) – Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak
– Tahun 2016
|
|||||||||||||
Nama :
AKSARA INSTITUTE
|
|||||||||||||
NPWP :
76.686.191.8-807.000
|
|||||||||||||
Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) :Organisasi Sosial Kemasyarakatan
|
Rabu, 01 Maret 2017
Profil Aksara Institute
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar